FOMO yang sehat, anak muda kini ramaikan trend mendaki gunung
Hal ini terlihat dari semakin banyaknya pendaki muda yang menjadikan aktivitas mendaki sebagai rutinitas akhir pekan. Seperti yang dilakukan oleh sekelompok pemuda ini yang berhasil mencapai dua puncak sekaligus di Gunung Ungaran, yaitu Puncak Botak (2050 mdpl) dan Puncak Bondolan (1885 mdpl).
“Awalnya cuma ikut-ikutan teman, tapi ternyata seru banget. Rasanya lebih sehat daripada nongkrong di kafe terus,” ujar salah satu pendaki, sambil menunjukkan foto mereka di Puncak Botak dengan latar langit fajar yang memukau.
Naik gunung kini bukan sekadar aktivitas fisik, melainkan juga jadi bagian dari pencarian jati diri, healing dari hiruk-pikuk kota, dan ajang eksistensi sosial yang dibagikan lewat media sosial. Pemandangan alam yang indah dan rasa pencapaian setelah mencapai puncak menjadi daya tarik tersendiri.
Tren ini dinilai sebagai bentuk FOMO yang sehat, karena mendorong anak muda untuk lebih dekat dengan alam, menjaga kebugaran, serta memperkuat kebersamaan dan solidaritas dalam kelompok.
“Saya senang lihat tren anak muda sekarang. Mereka lebih sadar pentingnya kesehatan mental dan fisik. Mendaki gunung bukan hanya soal gaya, tapi juga soal proses dan perjuangan,” kata seorang pegiat alam yang ditemui di basecamp jalur Perantunan.
Dengan meningkatnya tren mendaki gunung di kalangan muda, sejumlah pengelola jalur pendakian kini mulai berbenah, menyediakan fasilitas yang lebih aman dan edukatif, serta mengampanyekan pendakian yang bertanggung jawab.
FOMO bukan lagi sekadar takut ketinggalan tren, tetapi bisa menjadi motivasi untuk mencoba hal baru yang membawa manfaat. Mendaki gunung kini menjelma menjadi simbol gaya hidup sehat dan produktif bagi generasi muda.
Komentar
Posting Komentar